LOMBOKDAILY.NET -Dalam menghadapi Pilkada 2024 di NTB, partai berlambang garuda, Gerakan Indonesia Raya yang dikenal dengan sebutan Gerindra, dengan mantab melaksanakan sejumlah tahapan.
Salah satu yang sepektakuler, diberikanya surat tugas kepada sejumlah tokoh non kader dan kader pada sejumlah wilayah di NTB yang pada 2024 ini secara serentak akan mengadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), baik di kabupaten dan kota se-NTB.
Pemberian surat tugas itu, dikemas dalam sebuah acara baru-baru ini di Pullman Hotel Kuta Mandalika, yang dihadiri oleh seluruh pengurus Gerindra serta sejumlah tokoh politik di NTB. Pada acara tersebut, Gerindra memberikan surat tugas kepada Lalu Muhammad Iqbal dan Hj. Indah Dhamayanti Putri sebagai calon gubernur dan wakil gubernur NTB.
Selain itu, sejumlah kader Gerindra juga mendapatkan surat tugas untuk menjadi calon bupati dan wakil bupati di sejumlah kabupaten dan kota di NTB. Namun atas 3 wilayah seperti Dompu, Kota Bima dan Mataram, belum ada calon yang diberikan rekomendasi dan akan segera diberikan dalam waktu dekat.
Di sisi lain, sejumlah kader gerindra, saling klaim bahwa dirinyalah yang mendapat rekomendasi sebagai bakal calon. Salah satunya di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) misalnya, Hj.Nurhidayah selaku Ketua DPC Gerindra Lobar, mengklaim bahwa dirinya telah mendapatkan rekomemdasi tersebut.
Sementara hal yang sama juga dinyatakan kader lain, seperti Sekretaris DPD Gerindra NTB Nauvar Furqani Farinduan alias Farin yang juga mengklaim, mendapat rekomendasi sebagai calon Bupati Lobar. Hal yang sama juga terjadi di wilayah lainya, seperti di Lombok Timur (Lotim).
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD Gerindra NTB, HL.Pathul Bahri S.IP M.AP mengatkan, kalau hal tersebut merupakan dinamika yang biasa dalam dunia politik. Kader-kader tersebut, semuanya merupakan kader terbaik Gerindra.
Namun, dalam menentukan siapa kader yang benar-benar dicalonkan, maka partai akan melihat dari berbagai sisi, termasuk di dalamnya bagaimana hasil lembaga survei. Dan melakoni dunia politik merupakan pekerjaan yang amat berat.
“Contohnya, dalam satu kabupaten, ada tiga sampai empat paket yang mencalonkan diri. Ini kan repot ini, susah sekali (ditentukan), tetapi kita harus ambil sikap, seburuk apapun dan sepahit apapun harus bersikap,” tandas HL.Pathul Bahri.
Karena lanjutnya, bila tidak mengambil sikap maka akan berakibat fatal bagi partai itu sendiri. Dan pihaknya punya keyakinan, bila mengambil sikap, akan ada pihak-pihak yang kecewa dengan keputusan tersebut dan bahkan mencaci maki, terutama yang tidak puas karena tidak menjadi calon.
Untuk menghadapi semua dinamika menjelang Pilkada NTB ini, Ketua DPD Gerindra yang juga Bupati Lombok Tengah (Loteng) ini, menuturkan sebuah kisah tentang filosofi Pohon Beringin.
Bupati Loteng ini menuturkan, ada sejumlah sahabat pada suatu ketika beristirahat dan berteduh di bawah sebuah pohon beringin yang pohonya besar, ranting dan daunya lebat dan rindang.
Mereka bertengadah, rebahan menghadap atas bersama sahabat lainya. Setelah lelah berdagang kain ke berbagai pasar dan kota saat itu. Saat bertengadah itu, sahabat tersebut melihat buah beringin yang sangat kecil.
“Sahabat ini lalu bilang, ini tuhan rupanya tidak adil,” ucap Bupati mulai mengutip percakapan sahabat tersebut.
Sahabat yang satu kemudian berkata. “Kenapa engkau mengatakan tuhan tidak adil?”
” Lihatlah saudaraku, beringin ini pohonya begitu besar, namun buahnya sangatlah kecil. Tetapi semangka pohonya kecil, tetapi buahnya sangatlah besar.”
Setelah percakapan singkat itu, para sahabat tersebut lanjut Miq Pathul, sapaan akrab politisi senior Gerindra ini, terlelap tidur.
Di pertengahan mereka lelap tidur, tiba-tiba mata sahabat yang tadi berkata tuhan tidak adil tersebut, matanya tertimpa oleh salah satu buah beringin tersebut, hingga ia kaget dan terbangun.
“Sahabat itu setelah terbangun kemudian berkata, ternyata tuhan itu maha adil. Andaikan buah beringin ini sebesar semangka, maka apa jadinya mataku ini bila tertimpa, mungkin saya telah mati.”
Maka tandas Miq Pathul, itulah keadilan tuhan dan semua harus bersabar dan kita mengambil hikmah atas kejadian tersebut.
“Mungkin kalau saya akan nyalon jadi gubernur, akan suatu hal yang akan terjadi pada diri saya yang kurang baik, maka semua itu kita ambil dalam satu hikmah dalam perjalanan hidup,” ucap Miq Pathul.
Mengantisipasi semua itu imbuh Miq Pathul, dirinya selalu mengatakan dan menunggu sekenario dari tuhan. Dan itulah yang selalu dijalankan. *