LOMBOKDAILY.NET – Untuk anda yang parkir di Parkiran Timur Sirkuit Mandalika, bersiaplah lagi untuk menyiapkan biaya tambahan. Seperti pengalaman penonton asal Bali ini.
Pak Agung namanya. Ia pada Minggu 15 Oktober 2023, memakir sepeda motornya di Parkir Timur Sirkuit Mandalika.
Ia kemudian naik shuttle bus pertama dari lokasi ia parkirkan sepeda motornya. Setelah itu, turun lagi di lokasi yang masih di sekitar area Parkir Timur.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita turun lagi di sebuah lokasi yang tidak jauh dari saya naik bus pertama, hanya sekitar semenit lalu dininta turun lagi di tenda-tenda warna putih,”katanya.
Baru kemudian naik shuttle bus kedua yang langsung mengantarnya ke Sirkuit Mandalika. Karena tidak tahan dengan terik dan hawa panas, ia memutuskan untuk pulang lebih cepat.
Ia-pun akhirnya turun dari Tribun Grandstand Zona A tempat ia menonton, lalu jalan kaki sepanjang sekitar setengah kilo meter ke lokasi parkir bus, di mana ia datang tadi.
“Saya ndak sanggup panas, makanya pulang duluan,”ungkap Pak Agung.
Dirinya-pun naik shuttle bus ke parkiran timur dimana ia nemakirkan kendaraan.
Di dalam bus pertama saat pulang, ia sempat berbincang dengan petugas controler shutlle bus dan menyampaikan kalau nanti harus naik bus kedua lagi baru diantar ke lokasi parkir kendaraanya.
“Jadi seperti saat pergi, saat pulang juga naik shuttle bus dua kali. Begitu penjelasan petugasnya,”tutur Pak Agung.
Namun, setelah turun dari bus pertama saat balik itu, tak ada shuttel bus kedua yang mengantar ke titik lokasi parkir motornya.
Terlihat sejumlah bus kosong di sana, namun sopirnya menjelaskan, bukan tugasnya untuk mengantar penonton ke titik lokasi tempat menaruh kendaraan.
“Jadinya petugas controller di parkir nawarin naik ojek ke titik lokasi parkir sepeda motor. Bayar lagi Rp. 20 ribuan,”tandas Pak Agung.
Kejadian yang sama, juga dialami Pak Indra asal Lombok Utara. Ia menjelaskan kalau lokasi parkir timur itu sepertinya sebuah jalan kawasan yang dibangun pengembang.
“Lokasi parkir ini sepertinya jalan kawasan. Jadinya memanjang seperti jalur dua. Jadi parkir mobil itu cukup panjang, hampir di sepanjang jalan kawasan ini,”katanya.
Maka ketika tidak ada shuttle bus kedua saat balik dari sirkuit, apalagi tidak hafal atau lupa dengan titik lokasi tempat memarkir kendaraan, maka akan butuh lama untuk keliling mencarinya.
“Saya juga naik ojek, untung barusan di tenda-tenda petugas itu ada ojeknya. Jadi saya kan pakai mobil bayar parkir Rp.50 ribu, nambah lagi ojek Rp. 20 ribu,”ungkap Pak Indra.
Menurutnya, sistem parkir dengan dua kali naik shutle bus itu tidak efekfif. Apalagi ternyata tidak ada bus kedua yang mengantar ke titik lokasi parkir kendaraan seperti saat berangkat.
“Saya bisa bayangkan seperti apa nanti petang, saat ribuan penonton pulang, dan tidak ada shutlle bus kedua yang mengantar seperti yang saya alami ini. Tukang ojek siap-siap panen saja nanti,”pungkasnya.
Direktur Utama MGPA , Priandhi Satria dikonfirmasi terkait dengan peristiwa tersebut via WA-nya, belum memberikan jawaban.