LOMBOKDAILY.NET -Baru-baru ini muncul hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jayadi yang memenangkan Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 3, Lalu Muhamad Iqbal – Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda). Itu disinyalir sebagai ‘senjata’ untuk berupaya menutupi berita-berita besar yang menguntungkan Paslon nomor urut 2, Zulkieflimansyah – Suhaili (Zul-Uhel).
Ketua Tim Pemenangan Zul-Uhel, Heri Susanto mengatakan setiap ada berita besar yang menguntungkan Zul-Uhel atau Rohmi-Firin, muncul hasil survei yang dikeluarkan tim 03.
“Efek dari peristiwa besar secara teori hanya bisa ditutup oleh peristiwa besar yang sama, kebetulan masyarakat kita ini heboh-heboh kalau sudah bicara hasil lembaga survei,” kata Cak Heri sapaan akrab Heri Susanto, Sabtu, 9 November 2024.
Dari informasi yang diterima, hasil survei LSI dengan angka yang muncul belakangan ini telah didengar sejak bulan lalu. Ini menambah kuat keyakinan bahwa survei yang muncul untuk mengalihkan perhatian publik terhadap berita besar.
“Hasil survei LSI itu, saya disampaikan sebulan yang lalu, angka-nya persis sama. Berdasarkan data dari pihak 01 yang disampaikan secara terbuka hari ini di media, mereka menyebut hasil survei LSI itu 3 minggu sebelum hasil survei Poltracking. Sementara Poltracking mengumumkan hasilnya 30 September 2024,” ujarnya.
“Apakah itu berarti berarti hasil survei LSI adalah hasil riset pada bulan Agustus-September?” tambahnya.
Heri kembali menegaskan kecurigaannya terkait munculnya hasil survei LSI yang angkanya sama persis dengan didengar pada bulan lalu.
Selain itu, yang menambah keraguan adalah berubahnya pola survei yang dilakukan LSI, tidak seperti biasanya.
“Yang jadi pertanyaa kenapa LSI menggunakan Metode Stratified Random sampling, biasanya Multistage Random, karena ini metode-metode pengambilan sample dari populasi yang mana? Sampel ‘pilihan’ yang mana? Tentu ada sesuatu yang diinginkan di sini,” katanya.
Dia juga merespon debat putaran kedua yang berlangsung kemarin. Posisi Iqbal yang tampak agresif menyerang Paslon lainnya dinilai sebagai suatu tanda bahwa posisi Paslon 03 tersebut belum aman, meskipun hasil survei justru mengunggulkan mereka.
“Coba kita ingat-ingat lagi debat semalam, Iqbal-Dinda tidak tampak seperti Paslon yang sudah dinyatakan ‘aman’ secara angka survei, dari mulai debat sampai selesai terus menyerang 01 dan 02, agresif sekali,” katanya.
Posisi debat selama kata Heri hampir sama persis dengan debat Capres 2024 lalu, di mana Prabowo diserang habis-habisan oleh Paslon lain, namun tetap santai. Itu sama persis dengan posisi Bang Zul saat menanggapi santai setiap serangan Paslon 03.
“Saya teringat Anies, Ganjar yang terus-terusan menyerang Prabowo-Gibran waktu debat Pilpres dulu. Bagaimana Prabowo-Gibran waktu itu? Persis seperti Zul-Uhel semalam. Tetap tenang, Bang Zul dengan canda-candanya namun memberikan jawaban yang simpel tapi lugas,” ulasnya.
Sementara itu Cak Heri juga menjelaskan bahwa Paslon Zul-Uhel menggunakan lembaga survei KedaiKOPI yang terdaftar di KPUD NTB. Sehingga dia meyakini bahwa hasil survei lembaga lainnya sama persis, di mana posisi Zul-Uhel masih tinggi.
“Data survei kami ada, bahkan hanya kami yang menggunakan lembaga survei terdaftar di KPU NTB. Jadi, melihat agresivitas Iqbal-Dinda menyerang Zul-Uhel, kami menjadi sangat yakin bahwa data hasil survei kami sama dengan data mereka, Zul-Uhel masih tertinggi,” katanya.
Terakhir, Heri berharap agar masyarakat tidak terpancing hasil survei tersebut. Dia mengatakan untuk tetap mengawal Pilkada NTB jadi damai dan riang gembira seperti harapan yang sering disampaikan Zulkieflimansyah.
Penulis : Rossi
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lombokdaily.net