LOMBOKDAILY.NET – Politisi sekaligus pengusaha muda Oke Wiredarme memastikan diri untuk serius maju di Pilkada Lombok Tengah. Oke sapaan akrabnya memiliki gagasan memajukan Lombok Tengah dengan ‘Politik Cinta’.
Anak muda kelahiran Puyung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah ini menawarkan konsep ‘politik cinta’ yang bertujuan agar pesta politik di Lombok Tengah dijadikan sebagai ajang pesta rakyat yang membawa kebahagian, bukan perpecahan atau permusuhan.
“Saya akan menggukan konsep politik cinta. Intinya saya ingin ikut perhelatan Pilkada Lombok Tengah dengan membawa kedamaian, tanpa permusuhan. Yang mendukung saya, haram hukumnya membenci orang yang tidak mendukung,” katanya, Selasa, 21 Mei 2024.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Mataram ini merupakan pengusaha muda yang cukup sukses di NTB.
Selain menjadi pengusaha, Oke juga merupakan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Progres yang telah banyak mengadvokasi kasus-kasus yang menjerat masyarakat miskin. Dia memiliki kiprah yang besar dalam membantu masyarakat miskin mendapatkan keadilan hukum.
VISI dan MISI
Untuk maju perhelatan Pilkada Lombok Tengah, Oke Wiredarme mengusung visi “Lombok Tengah Oke.”
Adapun misi yang dibawa Oke yaitu:
1. Pembangunan Oke
Oke memiliki niatan untuk melanjutkan pembangunan di Lombok Tengah yang saat ini telah menjadi episentrum pariwisata NTB. Kehadiran Sirkuit Mandalika, sirkuit motocross, lokasi paralayang merupakan trigger untuk memancing wisatawan datang ke Lombok Tengah.
Dia mengatakan memiliki impian untuk meneruskan pembangunan di Lombok Tengah. Sirkuit Mandalika katanya membutuhkan banyak fasilitas penunjang lainnya yang perlu dimasifkan dengan pembangunan.
“Episentrum pariwisata NTB ini telah bergeser ke Lombok Tengah, sehingga perlu kita dukung dengan pembangunan,” kata dia.
Namun tentunya, pembangunan yang berorientasi kepada kemaslahatan masyarakat, tidak hanya pembangunan yang menguntungkan kelas menengah ke atas.
2. SDM Oke
Untuk mendukung pemerataan dan kemajuan pembangunan di Lombok Tengah, tentu dengan sumber daya manusia (SDM) yang baik. Untuk itu, Oke akan menyiapkan SDM di Lombok Tengah yang lebih unggul dan mampu bersaing.
“Sehingga masyarakat kita tidak menjadi penonton pembangunan. Tetapi juga penikmat pembangunan itu. Tentu saja harus didukung dengan SDM yang baik,” ujarnya.
Pemerintah kata Oke, memiliki peran mendorong SDM masyarakat lebih baik lagi.
Oke mengambil contoh kehadiran beasiswa luar negeri oleh Pemprov NTB era Zulkieflimansyah dulu. Ini perlu didukung oleh setiap kabupaten dan kota sebagai wujud investasi di dunia pendidikan guna mendorong peningkatan SDM yang baik.
“Saya kira itu suatu program yang cukup baik untuk diteruskan di tingkat kabupaten dan kota. Ini bentuk investasi kita di dunia pendidikan. Insya Allah saya akan mengikuti itu dengan menghadirkan beasiswa luar negeri,” katanya.
Selain beasiswa, pelatihan-pelatihan kerja gratis untuk masyarakat perlu dikembangkan lebih luas lagi. Itu untuk mempercepat peningkatan SDM.
3. Lapangan Kerja Oke
Mendunianya Lombok Tengah perlu didukung dengan masifnya pembangunan yang tentunya akan mendorong terbukanya lapangan kerja yang seluas-luasnya kepada masyarakat.
Misi-misi Oke saling berkesinambungan untuk mewujudkan Lombok Tengah yang lebih maju lagi.
Jika menjadi pemimpin di Lombok Tengah, Oke akan membuka ruang lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk masyarakat. Itu sekaligus untuk menekan angka pekerja migran ilegal.
“Mengapa pekerja migran ilegal masih terjadi, itu akarnya karena tidak tersedianya lapangan kerja dan SDM. Untuk itu pembangunan kita harus berorientasi terciptanya lapangan kerja dan SDM yang unggul,” ujarnya.
4. Kesejahteraan Oke
Tujuan utama dari semua usaha yang ditawarkan Oke adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat Lombok Tengah. Untuk itu, segala ruang untuk mencapai kesejahteraan masyarakat akan diwujudkan dan diupayakan jika dipercaya sebagai sang pemimpin.
Ruang-ruang ketidakadilan terstruktur akan ditutup rapat-rapat untuk mendorong keadilan untuk masyarakat. Dengan itu maka kesejahteraan juga akan tercipta.
“Sekali lagi, masyarakat bukan menjadi penonton pembangunan. Masyarakat menjadi bagian dari pembangunan itu dan mendapat porsi kesejahteraan dari pembangunan itu,” tegasnya.
Tidak hanya pada sektor pariwisata, pun demikian dengan sektor pertanian. Pemerintah harus menjadi pengendali agar kesejahteraan terwujud pada lintas sektor tersebut.