LOMBOKDAILY.NET – Kasta NTB nyatakan tidak setuju bila eks HGU di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah dibangun jadi SMA Taruna Nusantara.
Menurut Kasta NTB, pembangunan tersebut berpotensi merusak ekosistem wilayah itu, yang selama ini menjadi area konservasi dan merupakan area perkebunan yang bila dilakukan pembangunan di sana, perkebunan yang dikuasai masyarakat itu akan hilang.
“Tragedi banjir yang pernah melanda Desa Lantan beberapa tahun yang lalu, akibat pembangunan sirkuit motocross, kami duga akan terjadi lagi, apabila kawasan hijau tersebut dialihfungsikan,” kata Ketua Umum DPP Kasta NTB, Lalu Arik Rahman Hakim, SH.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Belum lagi bicara soal potensi hilangnya sumber-sumber mata air, yang selama ini menjadi sentra distribusi air bersih untuk Perumdam Lombok Tengah, akibat peralihan fungsi lahan dan pembangunan yang dinilainya ugal-ugalan, tanpa perencanaan jangka panjang.
“Rencana pembangunan sekolah SMA Taruna Nusantara di Lntan juga akan mengusir puluhan kepala keluarga masyarakat asli yang selama ini menggantungkan hidup mereka dari hasil mengolah lahan produktif tersebut,”imbuh Lalu Arik.
Kasta NTB tidak menginginkan adanya pengambilan lahan yang menjadi satu satunya sumber mata pencaharian warga oleh pemerintah, untuk alasan pembangunan yang tidak relevan dengan kondisi alam dan tanpa melalui kajian yang komprehensif atas dampak baik buruknya ke depan.
Pembangunan sekolah SMA Taruna nusantara yang adalah domain pemerintah pusat, haruslah melalui pertimbangan dan kajian yang mendalam terkait lokasi yang representatif agar jangan terkesan berpikir instan dan terburu-buru.
Pembangunan bukan cuma mampu menyiapkan infrastruktur, tetapi yang tidak kalah penting adalah soal semangat keberlanjutan untuk menjaga keseimbangan alam.
Di lombok Tengah, masih banyak lahan-lahan yang kurang produktif untuk digunakan sebagai lokasi pembangunan SMA tersebut, tidak harus dengan mengorbankan lahan yang selama ini keberadaannya sangat vital bagi ekosistem dan lingkungan hidup.
“Kami meminta pak Bupati Loteng untuk mempertimbangkan kembali rencana pembangunan SMA Taruna Nusantara di Desa Lantan, atau kalau memang tetap mau dipaksakan di sana, maka kami sarankan untuk menggunakan lahan sirkuit moto cross yang mubazzir itu,” pungkas Lalu Arik tanpa menjelaskan, darimana sumber informasi tentang adanya rencana pembangunan sekolah tersebut.