Lombokdaily.net -Pemerintah Daerah Lombok Tengah (Loteng) prihatin dengan tingginya angka pernikahan dini di wilayahnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada tahun 2023, kasus pernikahan usia anak di NTB mengalami peningkatan signifikan, mencapai 17,32 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 6,92 persen.
Sekda Firman Wijaya : Upaya Pencegahan Pernikahan Dini di 12 Kecamatan di Loteng
Pihaknya melakukan Sosialisasi dan Edukasi dimulai dari Forum Siswa SMPN I Praya Sekecamatan Praya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat melakukan sosialisasi dan edukasi tentang dampak negatif pernikahan dini.” Ujar Sekda Usai Acara Kampanye Cegah Perkawinan Anak, Laun Nyeselm Seumur Erup berlangsung di Halaman SMPN I Pratim pada Sabtu 2 Agustus 2025.
Kata dia, Program Pendewasaan Usia Perkawinan, Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menunda usia pernikahan.
Deklarasi Stop Pernikahan Anak dengan Tema “Dendeq Meraiq Kodeq”. Deklarasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi anak dari pernikahan dini.
Korelasi Pernikahan Dini dengan Kemiskinan
14 Kasus ditemukan Pernikahan dini di Lombok Tengah seringkali terkait dengan kemiskinan dan tantangan ekonomi. Banyak keluarga yang menikahkan anaknya di usia muda dengan harapan mengurangi beban ekonomi rumah tangga. Namun, hal ini justru menambah beban baru dan dapat berdampak negatif pada kehidupan anak.
Sekda Lombok Tengah berharap bahwa dengan adanya sosialisasi pernikahan dini, secara serentak yang dipusatkan di di SMPN I Praya Timur, Siswa dan Siswi dapat lebih memahami dampak negatif dari pernikahan dini dan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran untuk mencegah anaknya dari praktik tersebut.
“Masyarakat dapat lebih memahami risiko dan dampak negatif dari pernikahan dini, seperti putus sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah kesehatan.Mengurangi angka pernikahan dini, Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan angka pernikahan dini dapat menurun. Dengan mencegah pernikahan dini, diharapkan kualitas hidup anak-anak dan remaja dapat meningkat, terutama dalam hal pendidikan dan kesehatan.
“Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting dalam upaya mencegah pernikahan dini di Lombok Tengah.” Tutup Sekda HL Firman Wijaya ST
Dalam Acara Kampanye ini dihadiri oleh Wakil Bupati dr HM Nursiah, S,sos, Kadis Kesehatan Suherdi, Panitia Kusriadi SKM, M,Si.Dinas Baperinda, serta Kasek SMPN I Praya Tengah, Para Guru SMPN I Praya Timur. |®|
Penulis : Rossi
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lombokdaily.net