LOMBOKDAILY.NET – Usaha Budidaya Walet, CV.Ading Walet di Desa Kateng Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah NTB, terus menjadi perhatian sejumlah pihak di Indonesia.
Salah satunya, menjadi perhatian dan tujuan puluhan Petugas Kesehatan Hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu untuk melakukan study banding.
Ketua Rombongan Petugas Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu Indah Permatasari pada Kamis 2 November 2022 di temui di Kompleks Kantor CV. Ading Walet mengatakan, kedatanganya ke Ading Walet tersebut atas saran dan rujukan yang diberikan oleh pihak Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Sebelum melakukan study banding tersebut tutur Indah, pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak dinas. Ketika itu, ia mengajukan sejumlah item terkait dengan study banding yang akan dilakukan yakni mengenai Sarang Burung Walet.
“Kita meminta informasi ke Kementan dan memberikan rujukan ke CV. Ading Walet di NTB,”kata Indah Permatasari yang juga selaku Kabid Kesmavet di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu ini.
Pihaknya kemudian melakukan koordinasi dengan dinas terkait di NTB yang juga memberikan arahan untuk datang ke CV.Ading Walet. Itu sebab, pihaknya bersama rombongan kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Ading Walet.
Di Bengkulu sendiri tutur Indah, banyak miliki rumah-rumah walet, namun belum dikoordinir seperti yang dilakukan oleh Ading Walet hingga membentuk sebuah komunitas seperti Kampung Walet.
“Di kami itu masih sebatas usaha rumahan saja,”imbuh Indah.
Bahkan untuk pencucian Sarang Burung Walet hingga menuju level satu juga sudah ada di Bengkulu, hanya saja masih kurang dari sisi sterilisasinya saja.
Yang sama sekali belum ada ungkap Indah, produk-produk turunan dari Sarang Burung Walet yang diolah menjadi berbagai jenis minuman sehat dan nikmat seperti yang ada di CV.Ading Walet.
“Itu nanti yang akan menjadi bahan binaan bagi peternak Burung Walet di Bengkulu,”tandas Indah.
Saat ditanya mengenai pendapatnya tentang produk-produk turunan Sarang Burung Walet CV.Ading Walet yang dicicipi saat berkunjung tersebut, Indah mengatakan rasanya enak, lezat dan tentu menyehatkan.
“Siapa yang tidak tahu mamfaat Sarang Burung Walet?” pungkas Indah.
Direktur CV.Ading Walet, Rusdi Muhadi terkait kunjungan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu tersebut menuturkan, info awal kunjungan itu didaptnya dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB.
Menurut Rusdi, pihaknya sudah biasa menerima kunjungan dari berbagai pihak terkait dengan usaha yang saat ini digelutinya tersebut. Apalagi Ading Walet memang telah tercatat secara nasional sebagai percontohan hulu hingga hilir pengolahan usaha Burung Walet.
“Jadi ini satu-satunya dan berada di Provinsi NTB. Dan beberapa waktu lalu, datang juga dari Provinsi Kalimantan Selatan, sekarang dari Provinsi Bengkulu yang datang,”ungkap Rusdi sapaan akrab direktur muda ini diwawancarai usai menerima tamu dari Bengkulu tersebut.
Tamu dari Bengkulu tersebut lanjut Rusdi, tertarik melihat berbagai fasilitas dan kegiatan yang dilakukan oleh CV.Ading Walet. Mulai dari bagaimana Kampung Waletnya, tempat pencucian sarang walet dan outlet olahan turunan dari Sarang Burung Walet yang dikelolanya.
“Alhamdulillah, produk-produk kita banyak yang dibeli tadi oleh tamu-tamu kita dari Bengkulu,”tutur Rusdi.
Adapun beberapa produk Ading Walet yanv banyak diminati diataranya seperti Kopi Walet, Gingseng Walet, Teh Kundur Walet, Soup Walet, Bubur Walet dan Steam Walet. Produk-produk tersebut, selalu menjadi incaran masyarakat, khususnya yang hoby dan paham dengan mafaat Sarang Burung Walet bagi Kesehatan.
Produk tersebut jelas Rusdi, merupakan produk turunan hasil setelah dilakukan pencucian terhadap Sarang Burung Walet kotor. Hasil pencucian Sarang Burung Walet itu kemudian sebagian hasilnya diekspor ke sejumlah negara seperti China, Australia bahkan hingga ke Amerika pada musim-musim tertentu sesuai permintaan.
“Dari sisa eksport itulah yang kemudian kita olah menjadi produk-produk yang (harganya) terjangkau oleh masyarakat luas,”imbuh Rusdi.
Saat ini, peminat Sarang Burung Walet tetap seperti biasanya. Walau kendala uatamanya ada pada nilai beli karena bahan bakunya yang memang mahal dan sulit untuk didapatkan. Namun, berbagai strategi dilakukan hingga Harga Pokok Penjualan (HPP) menurun dan jangkau masyarakat umum.
“Kalau dulu kan biasanya hanya masyarakat tertentu yang bisa menikmati ini,”imbuh Rusdi.
Pada kesempatan tersebut, Rusdi menyatakan kalau CV.Ading Walet tidak seperti perusahaan pada umumnya. Pihaknya justeru membuka diri bagi siapapun khususnya para petani pegiat Sarang Burung Walet yang misalnya ingin melakukan pencucian di Ading Walet. Karena niat awal dibangunya Ading Walet ini, untuk meningkatkan kelas petani Walet di Lombok dan NTB pada umumnya.
“Jangan sampai kita menjual yang kotor saja, karena nanti kalau sudah dicuci harganya jauh meningkat. Jadi mari kalau mau mencuci di tempat kami, lalu diekspor silhkan, kami membuka diri,”tandas Rusdi.
Pada dasarnya, Ading Walet merupakan bisnis pemberdayaan sehingga dari sisi sosial didapatkan, dan dari sisi propit hingga planet dan lingkunganya juga didapatkan.
Dimana Ading Walet mempunya sejumlah unit produksi, diantaranya unit produksi kuantitas yakni Kampung Walet yang masih banyak memiliki slot yang cocok untuk siapa saja yang ingin ber-investasi dan lokasinya telah memiliki Surat Hak Milik (SHM).
“Silahkan dibangun, nanti hasilnya kami yang beli,”pungkas Rusdi.
Sementara itu secara terpisah, Kabid Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, L. Muhammad Yusri mengatakan, kalau para petugas Kesehatan Hewan dari Provinsi Bengkulu tersebut telah menjadwalkan sendiri untuk berkunjung ke Ading Walet.
Hal itu lanjut Kabid, karena Ading Walet sejauh ini menjadi satu-satunya di NTB dan terbesar sebagai lokasi pencucian Sarang Burung Walet yang namanya sudah tercatat secara nasional di Kementerian Pertanian dan telah mendaptkan bantuan.
Menurut Kabid, Ading Walet tetap menjadi salah satu “aset” terbaik yang dimiliki oleh NTB dengan prospek ke depan yang cemerlang. Apalagi pangsa pasar Sarang Burung Walet cukup besar, sehingga Ading Walet bisa melakukan ekspor ke sejumlah negara di Asia dan juga Eropa.
“Kita akan tetap mendukung dan memberikan suport, walau terbilang sarana dan prasarana yang dimiliki Ading Walet ini cukup lengkap,”kata Kabid.
Kedepan imbuh Kabid, karena Ading Walet ini terintegrasi dengan Kampung Walet yang didalamnya tentu ada kelompok-kelompok tani yang kemudian membangun koperasi, maka penguatan-penguatan kapasitas penting untuk dilakukan.
“Di NTB ini, banyak daerah yang juga memiliki potensi untuk kembangkan Walet ini, nah Ading Walet bisa jadi rujukan untuk mengbangkanya,” pungkas Kabid. (Sadimah )