LOMBOKDAILY.NET – Para pemuka dan tokoh lintas agama Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Selasa 21 Mei 2024, bertemu pada dialog kebangsaan bertempat di aula gedung PKK Loteng. Sejumlah kesepakatan berhasil dirumuskan pada dialog bertema “Merawat Toleransi dan Kerukunan Dalam Keberagaman” tersebut.
Selain meneguhkan komitmen untuk terus merawat nilai-nilai toleransi, kerukunan dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, para tokoh lintas agama tersebut bersepakat mendorong Pemkab Loteng membangun area tempat ibadah terpadu untuk semua agama yang ada di daerah ini.
Keberadaan tempat ibadah untuk semua agama yang terkonsentrasi disatu lokasi tersebut, selain perwujudan toleransi antara umat beragama, sekaligus juga bisa menjadi destinasi pariwisata religi di daerah ini.
“Akan banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan keberadaan kawasan rumah ibadah bagi semua agama tersebut. Terutama dari aspek toleransi beragamanya, akan kian menegaskan Loteng sebagai daerah yang mampu menjaga toleransi,” terang Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Loteng Drs. H.Lalu Wirakarman, M.M., kepada wartawan.
Pun demikian untuk bisa mewujudkan harapan para tokoh lintas agama tersebut, tentu butuh proses dan kajian mendalam. Karena akan melibatkan banyak pihak serta lintas agama. Namun pada prinsipnya, pihaknya bersama para tokoh lintas agama Loteng mendukung penuh Pemkab Loteng untuk bisa mewujudkan harapan tersebut.
“Soal lokasi, ada beberapa opsi yang bisa dipilih. Salah satunya lahan pemerintah di kawasan Bendungan Batujai. Jadi Pemkab Loteng tinggal berkoordinasi dengan pemerintah provinsi. Tetapi secara umum, kita serahkan keputusan ke Pemkab Loteng. Mungkin Pemkab Loteng perlu melakukan kajian atau studi kelayakan sebelumnya,” imbuhnya.
Sebagai daerah tujuan pariwisata, tempat ibadah bagi semua agama penting ada di Loteng. Karena orang dengan latar belakang agama yang berbeda-beda datang ke daerah ini. Dan, salah satu destinasi yang dicari, tentu rumah ibadah. Jadi dengan menyediakan kawasan terpadu tempat ibadah semua agama tersebut, pada prinsinya itu juga membantu pengembangan pariwisata di daerah ini.
Sebelumnya saat membuka kegiatan yang digelar Pimpinan Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Praya-Selong dengan FKUB Loteng tersebut, Bupati Loteng H.Lalu Pathul Bahri, S.IP.M.AP., menegaskan komitmen Pemkab Loteng untuk terus menjaga toleransi dan keberadaan di daerah ini. Dalam rangka menjaga kedamaian bagi umat beragama di daerah ini.
Terlebih, sebagai daerah pariwisata toleransi antar umat beragama merupakan satu keharusan untuk dijaga. Karena dengan cara itulah, daerah ini akan bisa maju dan berkembang.
“Tanpa toleransi, Loteng tidak akan bisa maju. Maka semangat toleransi harus terus dikobarkan. Itu semua demi kemaslatahan bersama,” tegasnya.
Secara khusus Pathul memberikan apresiasi atas terselenggaranya temu dialog kebangsaan tersebut. Sebagai wadah tukar pikiran sekaligus menyamakan persepsi antara para tokoh lintas agama. Untuk bisa terus memelihara kebersamaan dalam keragaaman beragama. Dan, berharap bisa diselenggarakan secara berkala.
“Dialog semacam ini juga bisa menjadi wadah untuk mencari solusi atas persoalan keagamana yang terjadi ditengah masyarakat,” imbuh Ketua DPD Partai Gerindra NTB ini.
Hal senada juga disampaikan Administrastor Dekenat NTB/ Koordinator Pelayanan Pastoral Gereja Katolik NTB Romo Sifronius Iron Risdianto, SVD. Menurutnya, tantangan dalam menjaga toleransi ditengah masyarakat kian berat. Maka dibutuhkan kesepahaman bersama antar umat beragama. Bahwa menjaga toleransi dan kebersamaan merupakan kewajiban bersama. Demi terpeliharaanya kerukunan antara umat beragama.
“Penting untuk terus membangun toleransi. Bahwa kita semua ada sahabat. Meski berbeda agama. Karena pada dasarnya perbedaan adalah baik. Sebagai sebuah anugerah dari Tuhan,” pungkasnya.